Pilgub Jateng, Santri-NU Tidak Akan Pilih Cagub yang Mematikan Madrasah Diniyah - Majalah Hany

Majalah Hany

Media Pendidikan dan Keluarga

Pilgub Jateng, Santri-NU Tidak Akan Pilih Cagub yang Mematikan Madrasah Diniyah

Share This


Menghadapi PILGUB Jateng 27 Juni 2018. PDI Perjuangan menghadapi kegalauan politik dan ketakutan tingkat tinggi, takut tidak menang yang Indikasinya dirasa kuat oleh kalangan internal PDI Perjuangan. Oleh sebab itu, langkah pertama yang diambil PDI Perjuangan adalah harus menggandeng Gus Yasin pada PILGUB Jateng 2018 yang notabene  kader PPP dan NU, ini menunjukkan bahwa Ganjar sudah yakin kalah jika tidak berkoalisi.

Setelah berkoalisi dengan PPP pun, ternyata tetap mendapat tantangan berat, Ganjar Pranowo tidak bisa serta merta meraup dukungan dari basis Nahdliyyin, Sudirman Said yang berpasangan dengan Ida Fauziyah lebih mendapat tempat di hati pemilih Nahdliyyin.

Kebijakan politik sekolah lima hari oleh Ganjar pada periode lalu yang sangat merugikan Madrasah Diniyah, mempersulit Ganjar untuk mendapat dukungan politik kaum santri.  Kalangan Santri-NU menilai sekolah lima hari atau Full Day School (FDS) akan membunuh madrasah diniyah, menyikapi kebijakan ini, berbagai strategi penolakan dilakukan oleh sntri-NU, bahkan para santri, kiyai dan pengurus NU sampai jajaran Syuriyah melakukan aksi demonstrasi di Simpang Lima Semarang, satu tuntutan mereka ; hapus Full Day School (FDS).

Ketua DPW PKB, ulama’ dan pengasuh pesantren, Gus Yusuf meyakinkan pemilih Santri-NU bahwa Sudirman Said-Ida Fauziah akan menghapus FDS. Karena ada 13.250 an madrasah diniyah akan sekarat jika FDS diberlakukan. Ia menegaskan masa depan suram pesantren akan terbuka jika FDS berlaku.

Tidak hanya tokoh NU-PKB yang gerah dan tidak mau mendukung Ganjar, tokoh-tokoh Santri-NU di luar PKB juga tidak sedikit yang tidak mau mendukung Ganjar, sebut saja Gus Lami’ dan Muammar Mamduh misalnya, tetangga dan orang dekat Gus Yasin ini mengambil posisi menjadi relawan Sudirman Said –Ida Fauziyah.

Memang, Gus Yasin sempat menjadi pejuang Madrasah Diniyah (MADIN)  melawan kebijakan Full Day School yang dikeluarkan Ganjar, namun posisi Gus Yasin berpasangan dengan Ganjar hari ini,  tidak membuat sebagian besar Santri-NU yakin dan percaya bahwa Gus Yasin mampu mengimbangi akrobat politik kebijakan ganjar, sehingga langkah koalisi dengan PPP dan mengambil Cawagub dari SANTRI-NU disinyalir kuat sebagai langkah untuk mengelabui pemilih SANTRI-NU.

Sebagian besar santri-NU lebih yakin kepada Sudirman Said - Ida Fauziyah, pasangan ini akan lebih mampu menerjemahkan kebutuhan pesantren dan MADIN dalam kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 2018-2023 , ketangkasan dan pengalaman Ida Fauziyah dalam memperjuangkan agenda-agenda perjuangan Santri-NU selama empat periode di senayan, memperteguh keyakinan pemilih Nahdliyyin pada dirinya bersama Sudirman Said.

Dari berbagai diskusi maupun silaturrahim Santri-NU, para pengasuh pesantren dan petinggi NU, termasuk Ketua Umum PBNU, mereka lebih memilih Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa tengah yang telah terbukti memperjuangkan SANTRI-NU, dan tidak akan memilih Calon Gubernur yang telah nyata-nyata membuat kebijakan yang berdampak pada matinya Madrasah Diniyah secara sistemik. (A. Wahab)

No comments:

Post a Comment


Pages