APA yang dilakukan Pemerintahan Jokowi di Papua mendapatkan apresiasi dari berbagai
kalangan. Bobby Adhityo Rizaldi, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar
mengatakan, masifnya pembangunan infrastruktur di Papua menjadi bukti nyata
keseriusan Pemerintahan Jokowi memajukan Papua. Bobby mencontohkan pembangunan
jalan trans papua yang menghubungkan Papua dan Papua Barat, jembatan, bandara,
bendungan, dll. Dalam di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Bobby Adhityo mengatakan Memang
dulu partai saya tidak mendukung Jokowi pada 2014, namun kita harus mengakui,
untuk Papua sudah banyak sekali yang dilakukan Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Sampai sekarang sudah enam kali Jokowi berkunjung ke Papua. Dana yang diberikan
Pemerintah Pusat ke Papua juga sangat besar, Senin (27/11/2017)
Diskusi
ini diadakan Social Media for Civic Education (SMCE) dengan tema: Peran Media Dalam Membangun Optimisme Dan Nasionalisme Papua. Selain Bobby Adhityo, hadir juga sebagai
narasumber peneliti senior LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Adriana
Elisabeth dan Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria.
Sebelum
menyampaikan materinya, Adriana Elisabeth menanyakan kepada 93 peserta diskusi
yang hadir, siapa diantara kalian yang sudah membaca roadmap Papua, dia
kemudian menyarankan agar generasi muda lebih giat membaca dan mencari
informasi terkait Papua, dengan tidak hanya membaca berita tapi juga buku dan
dokumen.
“Kita
harus memahami sejarah Papua, tanpa itu kita tidak bisa bicara tentang Papua. Mereka
di Papua adalah saudara-saudara kita, bukan orang lain. Kita dari LIPI mengusulkan dialog nasional terkait
Papua, tujuannya agar kita saling memahami, tentunya kita ingin Papua selamanya
dalam NKRI”, Ujar Adriana Elisabeth. Sebenarnya kata Adriana, Presiden Jokowi
sudah menunjuk tiga orang sebagai person
in charge guna memfasilitasi dialog. “Jadi sudah ada kemajuan, tinggal ini
dimaksimalkan. Ini sebuah kemajuan, jadi selain pembangunan infrastruktur yang
memang patut kita apresiasi, jalur dialogpun sudah ditempuh Pemerintah.
Terkait
peran media, Adriana Elisabeth memaparkan bahwa LIPI bersama bersama dewan pers
terus berkoordinasi, rencananya pada 18 Desember 2017 kita ada agenda bersama. “Media jelas memiliki peran penting dalam membangun
Papua, karena itu sekecil apapun pembangunan di Papua sudah sewajarnya diangkat
oleh media. Kelebihan dan kekurangan perlu diberitakan agar menjadi perbaikan”,
ucap Adriana
Narasumber
lainnya Hariqo Wibawa Satria (Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media
Sosial dan Diplomasi) dalam presentasinya mengatakan, pesan bahwa Jokowi serius
membangun Papua telah sampai kepada orang-orang yang menyuarakan Papua merdeka.
Sehingga sudah banyak yang kembali ke NKRI, memang masih ada beberapa yang menyuarakan
kemerdekaan. Kepada mereka ini kita harus sabar dan sabar dengan terus
memberikan fakta-fakta dan menunjukan niat baik yang tulus.
Hariqo
juga mengapresiasi peran media dalam menyampaikan berbagai kerja nyata
Pemerintah di Papua dan harapan masyarakat Papua. Tinggal sekarang bagaimana fakta-fakta
tersebut didistribusikan lebih strategis.
“Media
harus diapresiasi, karena cukup berimbang, kalau ada yang bilang media hanya
mengutip TNI, Polisi atau Pemerintah saya kira kurang membaca. Karena satu dan
dua hal kita boleh menggeneralisasi,” ujar Hariqo
Hariqo
menambahkan, di era digital setiap orang adalah diplomat, jadi sekarang ini diplomat
bukan saja yang kuliah jurusan Hubungan Internasional, bukan saja yang bekerja
di Kemenlu RI, bukan saja yang berdasi
dan berkemeja rapi, namun setiap pemuda adalah diplomat.
Karenanya
menurut Hariqo, menjadi tugas setiap pemuda memperjuangkan kepentingan
nasional, salah satunya dengan menyebarkan fakta-fakta pembangunan Papua lewat
media sosial. Lebih utama lagi jika kita mampu memproduksi konten-konten yang
mendorong penguatan nasionalisme dan optimisme Papua.
“Tidak
suka Jokowi itu hal yang wajar dan boleh, namun tidak jujur melihat fakta itu
yang tidak boleh, anak muda harus belajar objektif. Keseriusan Pemerintah
membangun Papua adalah jawaban Jokowi untuk berbagai harapan dan kritik
kepadanya. Saya yakin kita semua dari lubuk hati terdalam ingin NKRI ini utuh
hingga kapanpun. Jadi sekarang tidak sekedar NKRI harga mati, namun juga pembangunan
juga harga mati, namun tentu tidak bisa sim salabim semua tantangan bisa
diselesaikan, yang penting keseriusan itu sudah nyata terlihat dalam
bukti-bukti kongkrit”, jelas Hariqo dalam diskusi tersebut.
No comments:
Post a Comment